Assalamualaikum
Mimin udah lama nih gak nulis di blog. Kali ini mimin mau share tentang skincare mimin, khususnya pengalaman pribadi bagaimana berjuang lepas dari krim dokter. Okay langsung aja!
Kalian pasti pernah merasakan kan bagaimana kulit remaja yang kusem-kusem gitu deh pokoknya, yang item karna sering ikut upacara bendera haha. Ketika umur belasan tahun sih it’s okay lah yaa dengan wajah seperti itu, tapi ketika umur udah kepala dua, itu sangat mengganggu guys! Waktu mimin kuliah semester 6, mimin tertarik memakai krim dari klinik kecantikan yang pada saat itu temen juga pakai dan wajahnya putih glowing gitu deh, jadi mimin ikut-ikutan dia pakai krim pemutih. Klinik kecantikan itu populer di kota tempat mimin kuliah, bahkan pelanggannya pun dari berbagai kota, so mimin percaya aja kalau krim dari klinik tersebut aman. Pemakaian sebulan sudah ada hasilnya, wajah mimin jadi bersih gak kusem lagi, ditambah glowing banget kalau abis bangun tidur. Jadi setiap bangun tidur itu, yang pertama dicari cermin guys.
Setelah beberapa bulan, putihnya itu berbeda, kayak warna abu-abu gitu deh kalau pakai sunscreen-nya, dan kayak wajah cuma gitu-gitu aja, efek yang mimin rasakan waktu pakai krim yaitu bibir jadi pucat dan agak hitam, padahal sebelumnya warna bibirku pink alami gitu lah, gak pakai lipstikpun no problem, but anehnya semenjak pakai krim itu, mimin gak percaya diri banget kalau gak pakai lipstik. Efek yang lainnya juga, kulit wajah jadi tipis banget, sampai-sampai urat-urat halus diwajah keliatan, dan orang-orang disekitar terutama keluarga itu ngoment tentang kulitku yang semakin menipis. Mimin kasih foto krim yang dipakai dibawah ini.
Di atas adalah serum dan
sunscreen yang aku pakai. Untuk yang gak masuk frame yaitu krim malam, toner
dan facial washnya.
Di tahun kedua mimin berniat untuk stop pakai krim dari klinik tersebut, dikarenakan mimin sudah gak kuliah lagi disana jadi gak bisa konsul secara langsung sama ibu dokternya, juga kulit wajah yang semakin tipis dan semakin gak ada perubahan, gitu-gitu aja. Jadi wajah bagusnya itu saat awal pemakaian aja guys, setelah lama-lama wajah kayak gak menarik lagi. Oh iya mimin mau kasih tau, kalau tipe jenis kulit wajahku yaitu berminyak cenderung berjerawat, dan sensitif dengan produk baru, jadi kalau mau pakai skincare yang baru pasti suka khawatir duluan.
Nah, aku lepas dari krim dokter itu secara bertahap, ini cara yang paling aman bagi kalian yang mau berhenti dari krim dokter atau klinik kecantikan. Jadi caranya itu, pemakaian krim siang dan krim malamnya diselang-seling, sampai krimnya itu abis, dan kalian harus punya skincare penggantinya, jangan sampai berhenti dari krim dokter dan sama sekali gak pakai skincare apapun yaa. Sebelumnya aku udah cari-cari skincare yang aman dan aku tertarik pakai skincare dari MSI, saat itu aku pakai sabun Bamboo Charcoal Brightening Soap, Face Mist, Glowing Serum (mohon maaf juga mimin gak bisa masukkan foto skincare dari MSI, tapi kalian bisa googling contoh produknya). Alhamdulillah wajahku gak breakout setelah berhenti dari krim dokter. Akan tetapi, wajahku jadi kusem lagi guys, dan lama-kelamaan jerawatku muncul.
Sempet frustrasi banget, karena jerawatnya
ukurannya besar dan gak ilang, tapi gak terlalu banyak, nah saat itu aku
putuskan untuk beralih skincare ke Safi. Aku pakai rangkaian Safi White
Expert, karena khawatir gak cocok, jadi aku beli yang basic pack-nya,
isinya day cream, night cream dan facial wash. Ternyata
setelah sebulan pemakaian, jerawat-jerawat yang besar itu kempes dan hidungku
bersih dari komedo, ini yang membuatku suka banget sama Safi, dia gak bikin
komedoan. So aku pikir berarti Safi ini cocok di wajahku, walaupun
komposisi dari Safi White Expert ini gak cocok untuk kulit berminyak. Daaann
ternyata kedua kalinya setelah berbulan-bulan pemakaian, Safi ini
memperlihatkan ketidakcocokannya di wajahku. Wajahku sering bruntusan
kecil-kecil di area dagu dan bibir kadang di kening. Bruntusannya itu sangat
mengganggu banget, walaupun gak ada jerawat.
Ini foto rangkaian skincare basic pack dari Safi, hanya saja facial washnya itu baru beli dan aku pakai yang khusus berjerawat, sebelumnya yang sepaket rangkaian Safi White Expert.
Ceritanya aku kuat-kuatin pakai Safi White Expert ini, sampai aku menikah mungkin ada 7 bulan aku pakai Safi dengan wajah bruntusan. Setelah menikah, suami menyarankan ganti ke produk yang lebih aman yaitu Nutrimoist dari CNI. Jadi aku nurut aja pakai Nutrimoist CNI, karena sebelumnya suami pakai Nutrimoist dan cocok banget di wajah dia. Tapi guys, ternyata diwajahku dia gak cocok, di hidung tumbuh komedo, yang tadinya bersih sama Safi, pakai Nutrimoist jadi komedoan lagi, jerawat kecil-kecil mulai tumbuh dan anehnya satu kempes muncul lagi ditempat lain begitu seterusnya, sampai aku sempet down karena banyak bekas jerawat.
Dikarenakan aku belum nemu skincare yang cocok di hati dan dompet, jadi aku mulai dari sana gak pakai skincare apapun, hanya facial wash Safi saja yang aku pakai. Mimin kira jerawat bakal sembuh kalau mimin gak ganggu dengan skincare-skincare alias mimin mau alami aja niatnya, tapi jerawat itu selalu ada, satu kempes tumbuh lagi, dan seperti itu selama gak pakai skincare apapun, so bekas jerawat yang hitam-hitam mengganggu banget ditambah kusam karena sel kulit mati menumpuk.
Dari kegalauan tersebut, aku meminta izin suami untuk balik lagi ke skincare dari klinik kecantikan yang diawal aku pakai. Gaje banget kan ya, plin-plan akutuh. Aku seperti itu karena udah frustrasi banget dengan wajah yang gak membaik dan jerawat semakin meradang. Singkat ceritanya aku pakai lah tu, beli online dari klinik tersebut, sebelumnya konsul online juga dan aku dikasih resep buat ngilangin jerawat dulu sebelum ke masalah wajah yang kusam.
Mungkin ada 3 bulan aku pakai krim dokter itu dan hasilnya memang bagus, jerawat hilang dan wajah kembali glowing, bulan ke 4 nya aku telat datang bulan guys, dan aku punya firasat kalau aku lagi hamil, jadi aku gak ingin kesehatan janinku terganggu dengan krim yang aku sendiri gak tau itu komposisinya apa, karena gak ada tulisan komposisinya di pack aging krimnya itu. Kalian juga pasti tau, kalau wanita hamil itu gak boleh pakai skincare atau make up yang berbahaya komposisinya. Jadi aku putuskan lagi untuk berhenti dari krim dokter itu guys.
Nah, aku perhatikan nih setelah 2 kali berhenti dari krim dokter, ternyata jerawat yang ilang karena pemakaian krim dokter itu sebenarnya gak sembuh total, krim dokter itu cuma menutup aja, ketika aku berhenti pakai krim dokter, jerawat yang dulu banget waktu pertama pakai krim dokter, itu muncul lagi, dan tetap di tempat yang sama. Jadi aku simpulkan bahwa krim dokter itu tidak menghilangkan jerawat tapi hanya menyembunyikan aja guys.
Sebagai gantinya, karena aku khawatir dengan kondisi aku yang lagi hamil, jadi aku cari skincare yang aman untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Dan aku menghindari pakai krim malam, jadi sebagai ganti krim malamnya aku pakai Nature Republic Aloe Vera 92% Soothing Gel. Aloe NR ini aku pakai malam dan siang juga, soalnya dia aman dan banyak manfaatnya, aku pakai Aloe NR selayaknya sleeping mask gitu, jadi sebelum tidur aku pakai dia sampai pagi hari. Dan untuk siang harinya kalau aku mau pergi keluar rumah, aku pakai sunscreen dari Mama’s Choice Daily Protection Face Moisturizer, Mama’s Choice ini sudah terbukti aman untuk ibu hamil dan menyusui yaa, jadi jangan khawatir.
Nah untuk facial wash-nya, aku mau coba cetaphil, tapi sampai saat ini aku masih pakai yang dari Safi, soalnya aku cocok banget sama facial wash Safi yang khusus untuk berjerawat.

Skincare yang aku pakai sekarang alhamdulillah aman dan gak bikin jerawatan walaupun aku lepas dari krim dokter. Nah agar kulit mati yang di wajahku terangkat, so aku pakai toner yang khusus untuk eksfoliasi, aku pakai The Ordinary Glycolic Acid 7%. Mimin baca-baca dari berbagai referensi ternyata banyak toner yang bisa eksfoliasi, Cuma yang aman untuk ibu hamil dan menyusui yaitu dari The Ordinary Glycolic Acid 7%. Cara pakainya sama dengan toner-toner seperti biasa, hanya saja harus satu kali sehari (aku pakai di malam hari aja) dan kapas yang dipakai harus tipis, agar tonernya meresap ke kulit dengan maksimal dan gak mubazir di kapas. So mimin pakai kapasnya itu dari Silcot Maximizer Cotton, ini kapas yang tipis dan gak meresap cairan toner. Kalau kalian mau pakai kapas biasa, lebih baik kapasnya dibagi menjadi 2, biar tipis.